PraNHW: Studium Generale MIIPB#7



Setelah mengikuti kelas Fondation IIP (Institute Ibu Profesional), minggu ini saya juga akhirnya bisa masuk kelas selanjutnya yaitu kelas Martikulasi. Sebenarnya saya senang sekali bisa lanjut kelas martikulasi. Sayangnya bersamaan itu pula saya repot wara-wiri ke rumah sakit karena harus kontrol perkembangan Hamzah yang hampir masuk grafik kritis dalam tumbung kembangnya. Ini yang bikin saya jadi cukup lelah fisik dan pikiran.

Padahal Studium Generale IIP ini sudah diumumkan beberapa hari sebelum dimulai. Saya juga sudah antusias masuk grup Telegram. Tak disangka saat hari H saya justru tertidur pulas pada jam dimulainya. Karena saat itu saya dan suami baru saja pulang sore hari dari rumah sakit, kehujanan pula. Jadilah saya melewatkan euforia menyimak secara langsung.

Meski saya hanya menyimak acara tersebut beberapa hari berikutnya acara Studium Generale IIP tetap mengasyikan bagi saya. Pada acara tersebut ada 6 narasumber dari berbagai cabang IIP. Salah satu narasumber yang membuat saya cukup tertarik salah satunya menggunakan cadar. Saya jadi berasa ada temennya, hihi.

Karena saya melewatkan menyimak secara langsung saya jadi gak bisa tertanya pada narasumber. Tapi cukup terwakili dengan pertanyaan teman IIP lainnya. Salah satunya adalah tentang "semangat". Ada yang bertanya kurang lebih, bagaimana caranya agar semangat gak kendor di tengah-tengah proses belajar di IIP. Jawabannya adalah kembali ke niat kita saat akan bergabung. Ingat-ingat kembali niatan itu sebagai penyemangat.

Nah jujur saja, saya sempat mau menyerah padahal baru awal-awal kan ya, hehe. Saya punya ketakutan sendiri, apalagi setelah tahu Hamzah membutuhkan penanganan khusus untuk makanannya. Saya takut nanti terlalu sibuk sehingga lupa dengan anak. Padahal sih kan gak separah itu juga kan. Memang ketimbang di kelas foundation, di kelas martikulasi ini saya jarang sekali untuk membuka grup. Saya gak berlama-lama buka grup. Minggu ini ponsel saya dipakai untuk konsul dengan dokter gizi, cari artikel sebanyak mungkin tentang malabsobsi lemak, dan juga mikirin menu yang bisa dimakan Hamzah, ya saya separno itu.

Akhirnya saya bertanya pada suami, apa saya boleh ikut kelas IIP. Padahal dari awal udah tanya, masih tanya aja, wkwkwk. Lagi-lagi jawabannya masih sama, "Ikut aja gak apa-apa." Padahal saya berharap suami bilang, udah gak usah ikut, hehehe. Eh ternyata suami tetap menyemangati, jadilah saya hari ini langsung bergerak mengerjakan tugas IIP yang sudah banyak saya abaikan.

Dengan seijin Allah dan semangat suami ini alhamdulillah saya kuat untuk memanjat chat di Telegram yang ribuan itu. Dan bisa menulis untuk PraNHW 1 ini.

No comments