7 Motif Batik Solo yang Menarik dan Bagus

Kota Solo dikenal sebagai salah satu destinasi wisata populer di Jawa Tengah selain Yogyakarta. Beberapa pilihan wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan antara lain: wisata alam, wisata kuliner, wisata budaya dan sejarah, serta wisata belanja. Berbicara soal wisata belanja, Solo dikenal sebagai salah satu destinasi wisata belanja batik paling populer di tanah air selain Jogja. Karena kota ini, sejak dahulu memang terkenal memiliki batik berkualitas.

Batik (Pixabay)

Batik Solo memiliki motif yang sangat khas dan populer. Salah satu yang paling terkenal dan paling banyak digunakan adalah motif batik parang. Motif batik ini memiliki tiga variasi yaitu parang gendreh, motif parang tuding, serta motif parang rusak.

Kata “parang” berasal dari bahasa Jawa (pereng) yang berarti “lereng” karena motif ini dilukis membentuk garis menurun layaknya lereng (dari tinggi ke rendah) secara diagonal.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah 7 motif batik Solo yang terkenal dan menarik, yang bisa dijadikan sebagai bahan untuk membuat aneka rupa pakaian jadi seperti baju batik, rok, blus, dress, atau berbagai macam fashion items lainnya.

Motif batik Parang/Pereng

gambar dari Wikimedia

Menurut sejarah, motif batik ini merupakan motif paling tua di Indonesia. Karena sudah ada sejak zaman Keraton Mataram Kartasura (Solo). Motif pada batik ini berbentuk seperti huruf “S” yang melambangkan ombak samudra. Maknanya adalah, kita harus pantang menyerah dalam menghadapi berbagai situasi. Layaknya ombak (samudera) yang tidak pernah lelah menghempas karang.

Motif batik Kawung Solo

gambar dari Planjan Sideka

Motif batik Solo yang kedua yang lumayan populer dan terkenal adalah motif Kawung (kolang-kaling). Motif ini sangat sederhana, berbentuk bunga teratai dengan 4 kelopak yang sedang mekar. Bagi masyarakat Jawa, teratai melambangkan kesucian dan umur panjang. Motif batik ini pada zaman dahulu banyak dikenakan oleh kalangan kerajaan.

Motif Batik Sidomukti

gambar dari Alonabatik

Motif batik ini sangat sering digunakan dalam upacara adat, terutama pernikahan. Sesuai dengan namanya, Sido yang berarti “jadi” dan Mukti yang berarti “hidup makmur” atau “sejahtera.” Adalah makna sekaligus harapan bagi kedua mempelai dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Motif batik Sawat

gambar dari GPS Wisata Indonesia

Ini merupakan motif batik yang dianggap sakral karena hanya digunakan oleh raja dan keluarganya. Motif batik ini membentuk sayap (burung garuda) yang menjadi kendaraan dewa Wisnu. Makna dibalik motif tersebut adalah kekuasaan atau raja. Selain Batik Sidomukti, motif batik ini juga adalah yang paling sering digunakan oleh pasangan pengantin dalam prosesi pernikahan.

Motif batik Truntum Solo

gambar dari Ranting Kemuning

Jika dua motif batik di atas banyak dikenakan oleh kedua mempelai (dalam upacara mantenan), maka motif batik Truntum lebih umum digunakan oleh wali (orang tua) kedua mempelai. Dalam istilah Jawa, Truntum berarti penuntun atau panutan.

Motif batik Satrio Manah

gambar dari Javanist

Motif batik ini umum dikenakan oleh orang tua dan mempelai laki-laki dalam prosesi lamaran atau pinangan. Makna dibalik motif menunjukkan bahwa, Satrio (pria/kesatria) yang manah (sedang jatuh hati) pada mempelai wanita (yang akan dipersunting).

Motif batik Semen Rante

gambar dari Bangkit Mimpi

Motif batik ini umum digunakan oleh calon mempelai wanita serta keluarganya dalam upacara lamaran atau pinangan. Makna yang terkandung di dalamnya melambangkan rante (ikatan/hubungan) yang kokoh atau langgeng.

No comments